Kamis, 21 November 2013

PRILAKU KONSUMEN

10 Perilaku (Konsumen) Indonesia

Menurut Handi Irawan *perilaku konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu:

1.Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.

2.Tidak terencana (dominated by unplanned behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).

3 Suka berkumpul. Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.

4.Gagap teknologi (not adaptive to high technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.

5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.

6.Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di indonesia

7. Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung
simbol-simbol agama.

8. Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengan materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.

9. Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.

10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang *tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.

PRILAKU KONSUMEN MEMAKAI PONSEL

Sebagian besar konsumen di Amerika Serikat rupanya memanfaatkan ponsel pintar (smartphone) saat berbelanja di pertokoan. Perilaku konsumen ini ternyata dipantau oleh peritel seperti Target dan Best Buy.

Para peritel ini bahkan mendorong konsumen menggunakan ponsel untuk memantau karateristik pelanggannya. Target misalnya memberikan beragam kartu ucapan dan hadiah lainnya ketika berkunjung via internet dan memindai produk dalam toko.

Sementara, peritel lain, Best Buy berusaha menghalangi konsumen dengan menutupi barcode produknya. Tujuannya untuk memancing konsumen membandingkan harga produk yang sama kompetitornya.

Nah, hasil survei baru-baru ini yang dilakukan Emphatica terhadap 6.500 pengguna internet di Amerika Serikat menunjukkanya ternyata 52% diantaranya memakai ponsel saat belanja. Sebanyak 55% dari pengguna ponsel ini ternyata menggunakannya untuk membandingkan harga produk antara satu peritel dengan lainnya.

Lalu, sebanyak 34% konsumen memindai kode QR terlebih dahulu sebelum berbelanja. Sebanyak 27% membaca tinjauan produk sebelum memutuskan untuk membeli.

Berikut aktivitas konsumen ritel dalam menggunakan social media dan perangkat online;

1. Sebanyak 55% menyukai merek yang ada di Facebook.
2. Sebesar 37% mengunjungi situs merek barang tertentu lewat ponsel
3. Sebesar 31% membeli kupon dari situs belanja
4. Sebesar 27% memeriksa lokasi toko lewat ponsel
5. Sebesar 26% mengunduh aplikasi mobil merek tertentu
6. Sebesar 23% memindai kode QR
7. Sebanyak 8% men-twit tentang suatu merek.

SUMBER : http://forum.kompas.com/urban-life/34622-10-perilaku-konsumen-indonesia.html
                  http://internasional.kontan.co.id/news/ini-perilaku-konsumen-memakai-ponsel-saat-belanja

0 komentar:

Posting Komentar