UG COLORING THE GLOBAL FUTURE

EA11 MANAGEMENT CLASS OF GUNADARMA UNIVERSITY

Kamis, 21 November 2013

PRILAKU KONSUMEN

10 Perilaku (Konsumen) Indonesia

Menurut Handi Irawan *perilaku konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu:

1.Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.

2.Tidak terencana (dominated by unplanned behavior). Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).

3 Suka berkumpul. Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.

4.Gagap teknologi (not adaptive to high technology). Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.

5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented). Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.

6.Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di indonesia

7. Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung
simbol-simbol agama.

8. Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengan materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.

9. Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.

10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang *tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.

PRILAKU KONSUMEN MEMAKAI PONSEL

Sebagian besar konsumen di Amerika Serikat rupanya memanfaatkan ponsel pintar (smartphone) saat berbelanja di pertokoan. Perilaku konsumen ini ternyata dipantau oleh peritel seperti Target dan Best Buy.

Para peritel ini bahkan mendorong konsumen menggunakan ponsel untuk memantau karateristik pelanggannya. Target misalnya memberikan beragam kartu ucapan dan hadiah lainnya ketika berkunjung via internet dan memindai produk dalam toko.

Sementara, peritel lain, Best Buy berusaha menghalangi konsumen dengan menutupi barcode produknya. Tujuannya untuk memancing konsumen membandingkan harga produk yang sama kompetitornya.

Nah, hasil survei baru-baru ini yang dilakukan Emphatica terhadap 6.500 pengguna internet di Amerika Serikat menunjukkanya ternyata 52% diantaranya memakai ponsel saat belanja. Sebanyak 55% dari pengguna ponsel ini ternyata menggunakannya untuk membandingkan harga produk antara satu peritel dengan lainnya.

Lalu, sebanyak 34% konsumen memindai kode QR terlebih dahulu sebelum berbelanja. Sebanyak 27% membaca tinjauan produk sebelum memutuskan untuk membeli.

Berikut aktivitas konsumen ritel dalam menggunakan social media dan perangkat online;

1. Sebanyak 55% menyukai merek yang ada di Facebook.
2. Sebesar 37% mengunjungi situs merek barang tertentu lewat ponsel
3. Sebesar 31% membeli kupon dari situs belanja
4. Sebesar 27% memeriksa lokasi toko lewat ponsel
5. Sebesar 26% mengunduh aplikasi mobil merek tertentu
6. Sebesar 23% memindai kode QR
7. Sebanyak 8% men-twit tentang suatu merek.

SUMBER : http://forum.kompas.com/urban-life/34622-10-perilaku-konsumen-indonesia.html
                  http://internasional.kontan.co.id/news/ini-perilaku-konsumen-memakai-ponsel-saat-belanja

Sabtu, 09 November 2013

PEMBELIAN

Keputusan   pembelian  merupakan kegiatan  individu  yang  secara langsung terlibat dalam pengambilan  keputusan untuk melakukan pembelian terhadap  produk yang ditawarkan  oleh penjual. Pengertian keputusan  pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan  merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. 

Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih        alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang  dapat  membuat keputusan, haruslah  tersedia beberapa alternatif pilihan.
Ada tiga aktivitas  yang  berlangsung  dalam  proses  keputusan  pembelian oleh konsumen yaitu ( Hahn, 2002 : 69 ) :
a. Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian.
b. Kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan pembelian.
c. Komitmen atau loyalitas konsumen yang sudah biasa beli dengan produk pesaing.
  
Menurut Kotler ( 2002 : 183 ),  perilaku pembelian  konsumen dipengaruhi oleh:
1. Faktor budaya, yang terdiri dari :
    a.  Budaya, merupakan  penentu  keinginan  dan  perilaku yang paling mendasar.
    b. Sub-budaya, masing-masing budaya memiliki sub-budaya yang lebih kecilyang memberikan lebih
        banyak ciri-ciri sosialisasi khusus bagi anggotanya.
c. Kelas sosial, adalah pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanent, yang tersusun
    secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
    a.  Kelompok acuan, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak
         langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
    b.  Keluarga
    c.  Peran dan Status , dimana peran adalah kegiatan yang diharapkan    akan dilakukan oleh seseorang
         dan masing-masing peran tersebut menghasilkan status.
3. Faktor Pribadi, yang terdiri dari usia dan tahap siklus hidup; pekerjaan dan lingkungan ekonomi; gaya
    hidup dan kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis, yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,keyakinan dan sikap.
   
    sumber :
    Schiffinan LG dan LL Kanuk, (1994), Consumer Behavior. London : Prentice Hall International.

Kotler, Philip, (2002) Strategi Pemasaran Untuk Organisasi Nirlaba. Edisis ketiga. Gajah Mada Universitas Press. - See more at: http://www.zoeldhan-infomanajemen.com/2012/02/pengertian-keputusan-pembelian.html#sthash.bajmUmCh.dpuf

Keputusan   pembelian  merupakan kegiatan  individu  yang  secara langsung terlibat dalam pengambilan  keputusan untuk melakukan pembelian terhadap  produk yang ditawarkan  oleh penjual. Pengertian keputusan  pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan  merupakan suatu
 kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
 Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang  dapat  membuat keputusan, haruslah  tersedia beberapa alternatif pilihan.
Ada tiga aktivitas  yang  berlangsung  dalam  proses  keputusan  pembelian oleh konsumen yaitu ( Hahn, 2002 : 69 ) :
a. Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian.
b. Kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan pembelian.
c. Komitmen atau loyalitas konsumen yang sudah biasa beli dengan produk pesaing.
   
 Menurut Kotler ( 2002 : 183 ),  perilaku pembelian  konsumen dipengaruhi oleh:
1. Faktor budaya, yang terdiri dari :
a.  Budaya, merupakan  penentu  keinginan  dan  perilaku yang paling mendasar.
b. Sub-budaya, masing-masing budaya memiliki sub-budaya yang lebih              kecilyang memberikan lebih banyak ciri-ciri sosialisasi khusus bagi anggotanya.
c. Kelas sosial, adalah pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanent, yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
a.  Kelompok acuan, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
b.    Keluarga
c.   Peran dan Status , dimana peran adalah kegiatan yang diharapkan    akan dilakukan oleh seseorang dan masing-masing peran tersebut menghasilkan status.
3. Faktor Pribadi, yang terdiri dari usia dan tahap siklus hidup; pekerjaan dan lingkungan ekonomi; gaya hidup dan kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis, yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,keyakinan dan sikap.
sumber :
Schiffinan LG dan LL Kanuk, (1994), Consumer Behavior. London : Prentice Hall International.

Kotler, Philip, (2002) Strategi Pemasaran Untuk Organisasi Nirlaba. Edisis ketiga. Gajah Mada Universitas Press. - See more at: http://www.zoeldhan-infomanajemen.com/2012/02/pengertian-keputusan-pembelian.html#sthash.bajmUmCh.dpuf

Keputusan   pembelian  merupakan kegiatan  individu  yang  secara langsung terlibat dalam pengambilan  keputusan untuk melakukan pembelian terhadap  produk yang ditawarkan  oleh penjual. Pengertian keputusan  pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan  merupakan suatu
 kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
 Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang  dapat  membuat keputusan, haruslah  tersedia beberapa alternatif pilihan.
Ada tiga aktivitas  yang  berlangsung  dalam  proses  keputusan  pembelian oleh konsumen yaitu ( Hahn, 2002 : 69 ) :
a. Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian.
b. Kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan pembelian.
c. Komitmen atau loyalitas konsumen yang sudah biasa beli dengan produk pesaing.
   
 Menurut Kotler ( 2002 : 183 ),  perilaku pembelian  konsumen dipengaruhi oleh:
1. Faktor budaya, yang terdiri dari :
a.  Budaya, merupakan  penentu  keinginan  dan  perilaku yang paling mendasar.
b. Sub-budaya, masing-masing budaya memiliki sub-budaya yang lebih              kecilyang memberikan lebih banyak ciri-ciri sosialisasi khusus bagi anggotanya.
c. Kelas sosial, adalah pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanent, yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
a.  Kelompok acuan, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
b.    Keluarga
c.   Peran dan Status , dimana peran adalah kegiatan yang diharapkan    akan dilakukan oleh seseorang dan masing-masing peran tersebut menghasilkan status.
3. Faktor Pribadi, yang terdiri dari usia dan tahap siklus hidup; pekerjaan dan lingkungan ekonomi; gaya hidup dan kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis, yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,keyakinan dan sikap.
sumber :
Schiffinan LG dan LL Kanuk, (1994), Consumer Behavior. London : Prentice Hall International.

Kotler, Philip, (2002) Strategi Pemasaran Untuk Organisasi Nirlaba. Edisis ketiga. Gajah Mada Universitas Press. - See more at: http://www.zoeldhan-infomanajemen.com/2012/02/pengertian-keputusan-pembelian.html#sthash.bajmUmCh.dpuf

SEGMENTASI PASAR

Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran.
Pengertian segmentasi pasar sebagai suatu strategi perusahaan tidaklah semata dilakukan dengan cara membedakan produk atau bahkan menciptakan produk baru (product diversification), tetapi didasarkan atas atas perbedaan minat dan kebutuhan konsumen.
Peranan segmentasi dalam marketing :
1. Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita.
2. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar
3. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya.
4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda.

PENDEKATAN-PENDEKATAN SEGMENTASI
Pendekatan-pendekatan segmentasi ada beberapa macam diantaranya adalah geografi, demografi, psikografi, dan behavioral. Masing-masing pendekatan ini memiliki ciri-ciri yang berbeda satu sesuai.

Geografi
Segmentasi geografi akan membagi pasar ke dalam beberapa bagian geografi yang berbeda-beda seperti negara, negara bagian, wilayah, kota, dan desa. Perusahaan akan beroperasi pada satu atau beberapa area geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan.

Demografi
Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama. Setidaknya ada lima alasan mengapa pendekatan demografi ini hampir selalu disertakan, antara lain adalah informasi demografi adalah informasi yang mudah dijangkau dan relatif lebih murah untuk mengidentifikasikan target market, informasi demografi memberikan insight tentang trend yang sedang terjadi, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku konsumen, demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan aneka produk dan yang terakhir demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye pemasaran.

Psikografi
Konsumen dapat dibagi menurut demografi tetapi seringkali ini tidaklah cukup. Perusahaan ingin tahu lebih jauh apa sebenarnya yang membuat orang-orang yang memiliki usia, penghasilan, pendapatan dan pendidikan yang sama berbeda dalam merespon suatu stimuli pemasaran. Dalam segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui gaya hidup (lifestyle), nilai-nilai kehidupan yang dianut (value) dan kepribadian (personality).

Segmentasi dan kepuasan
Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk.           Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud.         Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan
    yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .

Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan :
- letak geografis
- volume pembelian demografis
- produk yang dibeli
- sesuai kebutuhan Anda
Umumnya, tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.

Segmentasi dan profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
  1. Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
  2. Fokus Pada “Core Business” Terpenting Anda. Apakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.
  3. Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.
  4. Pertajam Kecerdasan Organisasi. Apakah organisasi Anda merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan diri ke arah masa depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan pelatihan-pelatihan berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda.
  5. Kompensasi Yang Sesuai Manusia ingin dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika kita melihat negara-negara yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.


Penggunaan segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
• Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel 

   yang sulit diukur.

• Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang            berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang                  bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang     dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat       membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi         dengan konsumen.

1.2 Rencana perubahan
(1) Analisis konsumen dan kebijakan social

     Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran                    pemasaran di dalamnya.
     Pengambilan Keputusan Konsumen
     Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai                berikut:
     1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi                            keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus          bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa                      perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
     2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun              jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
     3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang                    tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia                      keluarkan.
     4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu,            warna tertentu.
     5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk          ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk          atau jasa tersebut atau tidak.

Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.

Namun demikian, baik analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:

1. Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
2. Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan           nilai benar dan salah.
3. Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan untuk menjamin keamanan dan stabilitas.

(2) Perubahan struktur pasar konsumen
Struktur Pasar Konsumen – Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli :

1. Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya
adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan pembeli banyak
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
- Sensitif terhadap perubahan harga
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar

2. Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
- Relatif mudah keluar masuk pasar

3. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain

4. Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli

ANALISIS DEMOGRAFI
Pada suatu pemasaran produk, analisis demografi harus dilakukan. Hal tersebut berguna untuk mengetahui trend demografis produk yang dipasarkan. Data dalam demografi pemasaran dapat terdiri dari usia, ras, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, mobilitas, kepemilikan rumah, lokasi, status, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Jika demografi konsumen telah di lakukan, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan analisis demografi, agar demografi yang telah dilakukan dapat kita ketahui hasilnya setelah kita melakukan analisis atas demografi yang telah kita buat.

Ilmu demografi terbagi menjadi dua
Adolphe Landry (1945)menyarankan dibedakan antara istilah demografi murni dan studi kependudukan
Demografi murni (pure demography)
v Demografi formal yang menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung indikator-indikator kependudukan..
   Studi atau analisis kependudukan yang lebih luas
v Studi mengenai hubungan antara faktor-faktor perubahan penduduk dan faktor-faktor pembangunan.
   Studi yang berusaha memberi penjelasan tentang sebab akibat perubahan variabel demografi

Manfaat analisis demografi
v Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
v Menjelaskan pertumbuhan penduduk pada masa lampau, kecenderungannya, dan persebarannya dengan      sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
v Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam            aspek organisasi sosial, ekonomi, budaya, lingkungan dan lain-lain.
v Pemperkirakan pertumbuhan penduduk (proyeksi penduduk) pada masa yang akan datang dan                    kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

2.1 Rencana Perubahan (analisis konsumen, kebijakan fiskal, perubahan struktur pasar konsumen)
Perencanaan pemasaran adalah proses perencanaan tahapan-tahapan aktivitas dalam pemasaran. Manfaat perencanaan pemasaran:
v Perencanaan pemasaran merupakan peta situasi pasar.
v Perencanaan pemasaran membantu dalam kontrol manajemen dan implementasi strategi.
v Perencanaan pemasaran memberi informasi peran dan fungsi setiap anggota baru dalam suatu perusahaan.
v Perencanaan pemasaran memperlihatkan gambaran pengkoor-dinasian semua sumber daya untuk                  implemetasi.
v Perencanaan pemasaran menstimulasi pemikiran baru dan pemanfaatan optimal sumber daya.
v Perencanaan pemasaran memberikan gambaran pembagian tanggung jawab, tugas, dan pengaturan jadwal    kegiatan.
v Perencanaan pemasaran mengantisipasi masalah, kesempatan, dan ancaman.

Macam-macam perencanaan pemasaran:
Perencanaan produk baru: perencanaan yang ditujukan untuk produk, layanan, lini produk, atau merek yang belum diperkenalkan perusahaan. Untuk membuat perencanaannya, terkadang Anda dituntut membuat banyak asumsi berdasar produk atau layanan yang mirip atau sejenis.

Perencanaan tahunan:
perencanaan yang ditujukan untuk produk, proyek, layanan, atau merek yang sudah ada dalam perusahaan. Merupakan modifikasi atau penyesuaian perencanaan tahunan.
Rencana strategi adalah arah atau visi jangka panjang organisasi dan bukan isu manajemen sehari-hari. Rencana strategi menjangkau waktu lebih dari tahun anggaran berikutnya. Biasanya berjangka waktu 3 sampai 5 tahun. Sedangkan rencana pemasaran taktik adalah rencana jangka pendek.

Proses penyusunan perencanaan pemasaran terdiri dari:
penetapan pernyataan misi;
penetapan sasaran perusahaan;
melakukan audit pemasaran;
melakukan analisis SWOT;
membuat asumsi-asumsi;
menetapkan sasaran pemasaran dan strategi;
memperkirakan hasil yang diharapkan;
identifikasi rencan alternatif dan bauran;
menentukan anggaran;
membuat rencana implementasi satu tahun pertama.

Apabila perencanaan pemasaran didasarkan pada pasar, pelanggan, dan produk maka perencanaan perusahaan berkaitan dengan sumber daya perusahaan. Perencanaan perusahaan memberi visi jangka panjang tentang perusahaan.

SUMBER http://dimasmandala.wordpress.com/2011/12/01/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi-terhadap-perilaku-konsumen/

Sabtu, 19 Oktober 2013

JURNAL KEPERCAYAAN KONSUMEN

Awal Kepercayaan dan Perilaku Pembeli Online

Yu-Hui Chen and Stuart Barnes


Norwich Business School, University of East Anglia, Norwich, UK

ABSTRAKSI


Tujuan - Kepercayaan online adalah salah satu kendala kunci bagi vendor untuk berhasil pada media internet. Partisipsi konsumen on-line dalam e-commerce (komersial on-line) memungkinkan mencegah kurangnya sebuah kepercayaan dari konsumen on-line.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsumen online mengembangkan kepercayaan awal mereka dan niat beli. Penelitian di dilakukan dalam konteks toko buku online Taiwan.

Desain/metodologi/pendekatan - Penelitian ini yaitu menguji kepercayaan online awal konsumen dengan menggunakan empat faktor penentu utama yaitu kategori: teknologi yang dirasakan, risiko yang dianggap, kompetensi perusahaan, dan kecenderungan kepercayaan. Hal ini juga mengkaji dampak dari kedua kepercayaan awal online dan keakraban dengan pembelian online pada niat pembelian. Model penelitian ini adalah statistik diuji dengan menggunakan situs web empat toko buku online di Taiwan. Situs web yang dipilih oleh masing-masing responden asing.

Temuan - Ditemukan bahwa kegunaan, dirasakan keamanan, dianggap privasi, dirasakan reputasi yang baik, dan kemauan untuk menyesuaikan adalah anteseden penting untuk kepercayaan awal online. Hal ini juga menemukan bahwa tingkat kecenderungan yang berbeda persepsi kepercayaan moderat terhadap situs web dan online sehubungan dengan kepercayaan awal online, termasuk kegunaan, dirasakan keamanan, dirasakan privasi, dirasakan reputasi yang baik, dan kemauan untuk menyesuaikan. Kedua kepercayaan awal online dan keakraban dengan pembelian online memiliki dampak positif terhadap niat pembelian.

Keaslian/nilai - Penelitian ini memberikan wawasan ke dalam pengembangan kepercayaan awal online dengan konsumen, dan hubungan antara kepercayaan awal online dan niat beli. Penelitian Model ini diciptakan dan kemudian diuji dalam konteks toko-toko buku online di Taiwan.

Kata Kunci: Electronic Commerce, Kepercayaan, Perilaku Konsumen

Jenis penelitian: Kertas Kuesioner.

PENDAHULUAN
Bukti menunjukkan bahwa alasan utama mengapa orang tidak membeli melalui internet terkait dengan keamanan online dan kebijakan, reliabilitas perusahaan (Gefen, 2000), dan teknologi situs web. Kepercayaan Online merupakan faktor penentu yang penting untuk situs web untuk berhasil di pasar (McKnight dan Chervany, 2001; Balasubramanian et al,.2003; Grabner-Krauter dan Kaluscha, 2003; Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004), dan untuk mempertahankan hubungan jangka panjang dengan konsumen (Reichheld dan Schefter, 2000; Gefen et al, 2003). Definisi kepercayaan adalah: ”Kemauan pihak yang akan rentan terhadap tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa yang lain akan melakukan tindakan tertentu penting untuk trustor tersebut, terlepas dari kemampuan untuk memonitor atau mengendalikan pihak lain (Mayer et al, 1995., hal 712).
Tingkat kepercayaan yang tinggi tidak hanya merangsang dan memenuhi harapan yang tinggi konsumen ‘ketidakpastian memuaskan transaksi, tetapi juga menghilangkan, persepsi risiko, dan saling ketergantungan di dalam transaksi online paling (McKnight dan Chervany, 2001; Pavlou, 2003). Selain itu, semakin tinggi tingkat kepercayaan konsumen, semakin tinggi derajat niat pembelian konsumen, dan semakin mudah bagi perusahaan untuk mempertahankan konsumen (Jarvenpaa dan Tractinsky, 1999; Gefen dan Straub, 2004).
Penelitian ini akan fokus secara khusus pada awal kepercayaan online dan niat beli. Pertanyaan penelitian yang utama untuk studi ini adalah “bagaimana membentuk kepercayaan konsumen awal mereka dan menciptakan niat membeli?” Pertanyaan penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian:
RQ1:     Bagaimana bentuk kepercayaan konsumen online awal mereka?
RQ2:    Bagaimana disposisi pribadi mempengaruhi kepercayaan awal?
RQ3:    Apakah kepercayaan awal online konsumen mempengaruhi niat beli mereka?
Penelitian ini memilih industri toko buku online di Taiwan untuk penyelidikan. Industri toko buku online adalah salah satu yang paling matang (Barnes dan Vidgen, 2001, 2002), dan di Taiwan memiliki volume tertinggi konsumen online.
Makalah ini disusun sebagai berikut. Pada bagian berikutnya kami menyediakan penelaahan terhadap literatur yang menonjol; didasarkan pada ini kita juga membuat model penelitian yang akan kita uji dalam penelitian. Ini diikuti dengan metode penelitian yang digunakan untuk penelitian. Metodologi dan  bagian pembahasan memberikan temuan penelitian dan diskusi masing-masing. Dan pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil kuesioner, implikasi dan saran untuk penelitian mendatang.

Sastra model kajian dan penelitian
Kepercayaan adalah unsur penting yang mempengaruhi perilaku konsumen. Bagian ini menguraikan pada teori dan penentu mendasari pembentukan kepercayaan awal online, dan hubungan antara kepercayaan awal online dan niat beli. Bagian berpuncak pada hipotesis dan model penelitian yang digunakan untuk penelitian.
Kepercayaan Online
Kepercayaan Online memainkan peran penting dalam menciptakan kepuasan dan hasil yang diharapkan secara transaksi online (Pavlou, 2003; Yousafzai et al, 2003;. Gefen dan Straub, 2004; Wu dan Cheng, 2005; Flavianus dan Guinaliu, 2006); Dimana dalam meningkatkan kepercayaan konsumen yaitu dengan memberikan keyakinan bahwa vendor tidak akan terlibat dalam perilaku oportunistik (Gefen et al, 2003.).
Gefen et al. (2003) merangkum konsep kepercayaan dari penelitian sebelumnya sebagai:
  • satu set kepercayaan yang berbeda yang terdiri dari integritas, kebajikan, dan kemampuan;
  • keyakinan umum atau niat percaya bahwa pihak lain dapat dipercaya, atau “
    kesediaan pihak yang akan rentan terhadap tindakan lain”(Mayer Et al,
    1995, p. 712);
  • “Perasaan kepercayaan dan keamanan dalam respon kepedulian pihak lain”
    (Rempel et al, 1985, hal 96.); dan
  • kombinasi dari faktor-faktor ini.
Yoon (2002) menjelaskan mekanisme kepercayaan online sebagai: keamanan jaminan, reputasi, pencarian web, pemenuhan (yaitu kesediaan untuk menyesuaikan), presentasi (yaitu web kualitas), teknologi, dan interaksi (misalnya e-forum). Mekanisme ini dikategorikan ke dalam tiga dimensi kepercayaan online:
(1)        teknik-based: web pencarian, teknologi dan penyajian;
(2)        ketidakpastian transaksi dan keamanan: jaminan keamanan, dan
(3)        berbasis kompetensi: reputasi, pemenuhan, dan interaksi.
Kepercayaan online dan teknologi yang dirasakan
Sebuah situs web membantu konsumen dalam berinteraksi dengan pengecer online, dalam mencari atau memperoleh informasi dari situs web, dan dalam menyelesaikan langkah-langkah transaksi online, apalagi konsumen online menekankan baik “nilai instrumental teknologi dan nilai lebih mendalam hedonis “(van der Heijden et al., 2003, p.42). Penerimaan teknologi model (TAM) (Davis, 1989;. Davis et al, 1989) bisa sebagian menjelaskan unsur-unsur yang mempengaruhi kepercayaan online konsumen dan niat pembelian (Gefen et al, 2003; van der Heijden et al, 2003..). TAM didasarkan pada tiga kunci positif variabel: dianggap tidak bermanfaat, dirasakan kemudahan penggunaan (Davis, 1989; Davis et al, 1989; Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004), dan kenikmati teknologi (Venkatesh dan Davis, 2000; van der Heijden et al, 2003). Dirasakan manfaat mengacu pada keyakinan bahwa sistem tertentu akan meningkatkan performa kerja dan kebajikan menuju situs web; persepsi kemudahan penggunaan adalah keyakinan bahwa sistem tertentu akan bebas dari upaya (Van der Heijden et al, 2003.); Kenikmatan teknologi dianggap sebagai faktor memotivasi keinginan konsumen untuk bertransaksi secara online. Berguna dan mudah dipahami informasi pada situs web mengurangi informasi asimetris, proses informasi perilaku, mengangkat derajat kepercayaan online, dan pengaruh positif niat beli (Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004;. Kuo et al, 2004; Cao et al, 2005.). Akibatnya, persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, dan kenikmatan teknologi berdampak positif pada kepercayaan konsumen online:
H1a; Dirasakan kegunaan positif berkaitan dengan kepercayaan awal online dalam komersial online.
H1b; Persepsi kemudahan penggunaan yang positif berkaitan dengan kepercayaan awal online dalam komersial online.
H1c; Kenikmatan teknologi yang positif berkaitan dengan kepercayaan awal online dalam komersial online.
Kepercayaan online dan risiko yang dirasakan
Risiko yang dirasakan adalah ketidakpastian dalam lingkungan pembelian dimana konsumen dapat mempertimbangkan hasil pembelian dan pentingnya atau hasil serius yang berhubungan dengan membuat keputusan yang salah atau tidak cocok (Hunter et al, 2004.). Persepsi keamanan melibatkan ancaman yang menciptakan: … Keadaan, kondisi, atau peristiwa dengan potensi untuk menyebabkan kesulitan ekonomi untuk data atau sumber daya jaringan dalam bentuk kehancuran, pengungkapan, modifikasi data, penolakan layanan, dan / atau penipuan, pemborosan, dan penyalahgunaan (Kalakota dan Whinston, 1997, hal 853).
Dianggap privasi didefinisikan sebagai: …Kemampuan konsumen untuk mengontrol:
(1)        kehadiran orang lain dalam lingkungan hidup selama transaksi pasar atau konsumsi perilaku, dan
(2)        penyebaran informasi yang berhubungan dengan atau disediakan selama transaksi   tersebut atau perilaku mereka yang tidak hadir (Goodwin, 1991, hal 152).
Kepercayaan online dapat mengurangi tingkat risiko yang terkait dengan proses transaksi  (Pavlou, 2003; Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004). Dalam hal yang dirasakan keamanan, situs web dapat meningkatkan kepercayaan konsumen online ‘dengan menurunkan dirasakan risiko lingkungan atau dengan meningkatkan keamanan (Warrington dkk, 2000.). Dalam hal privasi yang dirasakan, konsumen dapat mengungkapkan informasi pribadi mereka ke situs web ketika kehandalan dan kredibilitas diakui, ini kemudian mengurangi konsumen tentang kekhawatiran privasi dan keamanan dan membantu untuk membangun kepercayaan online ke situs web (Culnan dan Armstrong, 1999). Dalam hal hipotesis:

H1d; Dirasakan keamanan yang positif berkaitan dengan kepercayaan awal online dalam komersial online.
H1e; Dianggap privasi yang positif berkaitan dengan kepercayaan awal online dalam komersial online.
Kompetensi kepercayaan online dan perusahaan
Kompetensi sebuah perusahaan juga bisa mempengaruhi kepercayaan online konsumen dan niat pembelian (Balasubramanian et al, 2003;. Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004), termasuk fitur seperti ukuran perusahaan, reputasi yang baik, kemauan untuk menyesuaikan (Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004), dan interaksi dengan konsumen secara online. Sebagian besar konsumen mengasumsikan bahwa sebuah perusahaan besar memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memenuhi keinginan dan tuntutan (Jarvenpaa et al, 2000.) Dan meningkatkan kepercayaan online mereka (Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004). Hal ini juga mengusulkan bahwa sebuah perusahaan dengan reputasi positif tidak berperilaku oportunis, terus rela mempertahankan reputasinya (Doney dan Cannon, 1997; Figueiredo, 2000;. Jarvenpaa et al, 2000), dan menanggapi keprihatinan konsumen tentang produk atau jasa (Pennington et al, 2003.). Persepsi perusahaan yang bersedia untuk menyesuaikan memiliki hubungan positif dengan kepercayaan online konsumen dan loyalitas, dan antar konsumen untuk lebih aktif berpartisipasi dalam proses transaksi (Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004). Ketersediaan konsumen antar komunikasi membantu konsumen online dan membantu untuk mempengaruhi persepsi kepercayaan tentang perusahaan; dengan cara ini konsumen diperlakukan sebagai bersama “Keluarga” dengan berbagi informasi atau nilai keyakinan, dan kepemilikan perasaan (Luo, 2002). Jadi, dalam hipotesis persepsi kompetensi perusahaan dan awal kepercayaan online saling terkait dengan:
H1f; Dianggap ukuran perusahaan yang positif berkaitan dengan kepercayaan awal online dalam komersial online.
H1g; Persepsi reputasi yang baik dari perusahaan adalah positif berkaitan dengan kepercayaan awal online dalam komersial online.
H1h; Persepsi kesediaan untuk menyesuaikan secara positif terkait dengan kepercayaan awal online dalam komersial online.
H1i; Persepsi interaksi dengan konsumen secara positif berkaitan dengan kepercayaan awal online dalam komersial online.
Kepercayaan online dan disposisi kepercayaan pribadi
Disposisi pribadi untuk percaya, juga disebut sebagai kecenderungan kepercayaan, didefinisikan secara umum kecenderungan atau kecenderungan di mana orang menunjukkan iman atau kepercayaan kemanusiaan dan mengadopsi mempercayai sikap terhadap orang lain (Gefen, 2000;. McKnight et al, 2002; Ridings et al, 2002.). Disposisi kepercayaan memiliki dampak penting pada pembentukan awal kepercayaan, karena konsumen dapat bervariasi dalam kesiapan mereka untuk mempercayai orang lain ketika mereka tidak memiliki cukup informasi, terutama dalam situasi yang tidak familiar (Gefen, 2000; Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004). Orang mungkin memiliki derajat yang berbeda kepercayaan online terhadap sinyal yang sama; sebagai akibatnya, disposisi kepercayaan pribadi positif dapat mempengaruhi kepercayaan online (Lee dan Turban, 2001; Yoon, 2002):
H2; Disposisi kepercayaan pribadi yang positif berkaitan dengan kepercayaan awal online dalam komersial online.
Niat pembelian
Transaksi online dapat dianggap terdiri dari tiga langkah kunci: informasi
pengambilan, transfer informasi, dan pembelian produk (Pavlou, 2003). Pengambilan informasi dan pertukaran langkah-langkah yang dianggap sebagai niat untuk menggunakan situs web, namun membeli produk lebih berlaku untuk suatu maksud untuk bertransaksi dengan situs web (Pavlou, 2003). Niat membeli didefinisikan sebagai situasi yang memanifestasikan dirinya ketika konsumen bersedia dan berniat untuk terlibat dalam transaksi online (Pavlou, 2003). Transaksi Online memiliki tiga karakteristik yang berbeda dari tradisional transaksi:
(1)        interaksi menggunakan teknologi yang luas;
(2)        pasti temporal karakter, impersonal dari transaksi online lingkungan;
(3)        terbuka, tidak terduga, dan teknologi infrastruktur selama proses transaksi online    (Ba dan Pavlou, 2002; Pavlou, 2003).
Sifat unik dari lingkungan internet adalah relevan dengan penerimaan komersial online dan niat membeli konsumen (Pavlou, 2003). Konsumen mengevaluasi web toko online melalui kepercayaan positif mempengaruhi sikap mereka terhadap melakukan pembelian online di lokasi, apalagi sikap mereka mempengaruhi niat pembelian mereka (Wang, 2003). Kepercayaan online berpengaruh positif terhadap niat beli (Yoon, 2002; Grabner-Krauter dan Kaluscha, 2003; Pavlou, 2003; Gefen dan Straub, 2004):
H3; Kepercayaan awal online dan keakraban dengan pembelian online yang positif terkait dengan niat beli konsumen dalam komersial online.
Selain itu, pengalaman pembelian sebelum positif terkait dengan niat pembelian di komersial online (Shim et al, 2001;. Jadi et al, 2005.). “Keakraban berhubungan dengan pemahaman tindakan saat orang lain atau obyek, sedangkan berhubungan kepercayaan dengan keyakinan tentang tindakan masa depan orang lain “(Gefen, 2000, hal 727). Keakraban menyediakan dua pendekatan untuk membangun kepercayaan, termasuk:
(1)        menawarkan kerangka kerja untuk harapan masa depan; dan
(2)        menciptakan ide-ide besar harapan konsumen didasarkan pada sebelumnya interaksi (Gefen, 2000).
Konsumen online dengan niat beli yang kuat dalam komersial online biasanya memiliki pengalaman sebelumnya pembelian online yang membantu dalam mengurangi ketidakpastian mereka (Shim dan Drake, 1990):
H4; Keakraban dengan transaksi online yang positif berkaitan dengan niat pembelian dalam komersial online.
Spesifikasi hipotesis dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:

METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mengetahui kepercayaan awal online, peserta di Taiwan untuk pertama kalinya diminta untuk mengunjungi situs web asing toko buku online Taiwan, dan mencari produk tertentu. Dalam hal produk, buku dianggap sebagai harga rendah dan item sentuhan rendah yang menciptakan sampel yang layak bagi pelanggan online potensial (Gefen et al, 2003.).
Survei mengadopsi kerangka sampel mahasiswa sarjana dan pascasarjana di Taiwan (usia 18 sampai 30). Sampel mempunyai karakteristis yang sama, yaitu kemampuan ekonomi, dan perilaku konsumsi. Mengadopsi siswa sebagai sampel survei biasanya dianggap lebih berlaku untuk konsumen online (Njite dan Parsa, 2005). Penelitian menyediakan beberapa link di forum online (seperti bbs://ppt.cc,bbs://bbs.ntu.edu.tw, dan http://www.hellouk.org). Pengumpulan data berlangsung dua minggu.
Pada bagian 1 dari survei berbasis web, peserta diminta untuk mengisi informasi pribadi. Pada bagian 2, para peserta diminta untuk memilih dan mengunjungi salah satu dari empat toko buku online (books.com.tw,Kingstone,silkbook.com, dan Sanmin) dengan tujuan untuk memeriksa kepercayaan awal online mereka (Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004). Setiap responden mengunjungi situs web tertentu untuk pertama kalinya dan kami menggunakan proses pemantauan untuk memastikan hal ini.
Selanjutnya, responden diminta untuk mencari buku tertentu, mengumpulkan rincian tertentu, dan dengan demikian menjadi lebih akrab dengan situs web yang dipilih (Gefen, 2000; Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004). Setelah kegiatan pencarian, peserta diminta untuk mengisi sisa bagian kuesioner, tanggapan positif menunjukkan kepada pertanyaan pada skala Likert dengan tujuh poin dari 1-sangat setuju dan untuk 7-sangat tidak setuju. Ini bagian dari kuesioner mengandung instrumen untuk menguji model penelitian dan didasarkan pada kajian literatur.
Tabel I merangkum perkembangan teori instrumen.  Pertanyaan spesifik muncul dalam lampiran (diterjemahkan dari Taiwan). Analisis statistik penelitian menggunakan SPSS 12.0 dan perangkat lunak untuk memeriksa hipotesis penelitian. Analisis data meliputi:
Table 1. Pengembangan Kuesioner



. deskriptif statistik;
. reliabilitas, validitas dan analisis korelasi;
. analisis regresi (untuk H1a untuk H3); dan
. analisis varians (untuk H4).

TEMUAN
Pengumpulan data primer difokuskan pada mahasiswa sarjana dan pascasarjana di Taiwan; pengguna tersebut cenderung memiliki tingkat pengalaman internet. Secara keseluruhan, 103 kuesioner dikumpulkan dan dianalisa. Dari sampel, 43,7 persen adalah laki-laki dan 56,3 persen adalah perempuan. Tidak mengherankan, tingkat pendidikan responden adalah 65 persen per akademi/universitas dan 35 persen per master’s. Beberapa 80,77 persen responden tinggal di utara dan tengah Taiwan. Beberapa 59,2 persen dari responden sebelumnya membeli buku secara online. Selain itu, responden dengan pengalaman menggunakan internet memiliki pengalaman yang signifikan lebih dari belanja buku online.
Penelitian ini menggunakan Cronbach untuk memeriksa keandalan masing-masing konstruksi (Tabel II). Semua koefisien dicapai setidaknya 0,70, sehingga yang dihasilkan dapat diterima dan cukup handal (Nunnally, 1967). Cronbach secara keseluruhan sebuah 0,973. Selain itu, semua komponen survei statistik telah divalidasi di penelitian sebelumnya. Mengenai validitas isi, pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner online didasarkan pada penelitian sebelumnya dan teori, karena itu ditunjukkan bahwa isi dari survei tersebut valid.
Korelasi antara kepercayaan awal online dan variabel lain yang sangat signifikan (p, 0,01). Kepercayaan awal online memiliki hubungan signifikan dengan persepsi  kegunaan, dirasakan keamanan, dianggap privasi, reputasi, kemauan untuk menyesuaikan, interaksi, keakraban dengan pembelian secara online, dan niat beli. Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis Cronbach, validitas isi, dan analisis korelasi Pearson, semua faktor dalam penelitian harus dipertimbangkan untuk analisis regresi.
Tabel 2. Analisis Reabilitas

Studi ini mengadopsi analisis regresi bertahap untuk menganalisa H1a untuk H3 (Tabel III). Dari hasil regresi untuk H1a untuk H1i, model terakhir ditunjukkan dalam Tabel III memiliki kecocokan (F ¼ 96,514, P ¼ 0,000) dan R2 disesuaikan tinggi nilai 0,824. Persepsi kegunaan (H1a), keamanan dirasakan (H1d), dianggap privasi (H1e), persepsi reputasi (H1g), dan kemauan untuk menyesuaikan (H1h) semua memiliki signifikan hubungan positif dengan kepercayaan awal online. Variabel yang lain secara statistik tidak signifikan dan dengan demikian hipotesis yang terkait tidak dapat didukung. Selanjutnya, persepsi manfaat (b ¼ 0,220) dan kesediaan untuk menyesuaikan (b ¼ 0,227) lebih berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen online awal ‘dari penentu lainnya.
Untuk meneliti H2, penelitian ini membawa disposisi kepercayaan pribadi dalam model di atas (Tabel III). Analisis menggunakan variabel biner sebagai moderator, membagi data oleh semua setuju (disposisi kepercayaan yang tinggi sebagai 0) terhadap semua yang lain (kepercayaan disposisi terendah 1). Dalam analisis yang dihasilkan, H2 diterima, model itu baik (F ¼ 85,661, P ¼ 0,000) dan yang disesuaikan R 2 adalah 0.833.  Kepercayaan disposisi mempengaruhi hubungan antara online awal kepercayaan dan semua variabel yang didukung (dianggap tidak bermanfaat, dirasakan keamanan, dianggap privasi, dirasakan reputasi, dan kemauan untuk menyesuaikan). Hal ini juga menunjukkan bahwa kepercayaan kecenderungan (b ¼ 0,225) manfaat, persepsi (b ¼ 0,236), dan kesediaan untuk menyesuaikan (b ¼ 0.200) adalah penentu paling berpengaruh di H2, dan memiliki dampak positif yang tinggi pada peningkatan kepercayaan awal online.
Tabel 3. Analisis Regresi Untuk H1a Sampai H3


Selanjutnya, kita uji H3 (seperti yang ditunjukkan dalam Tabel III). Model yang dihasilkan memiliki kecocokan (F ¼ 124,157, P ¼ 0,000) dan baik adjusted R2 nilai 0,707, dan H3 dengan demikian hipotesis diterima; kepercayaan awal online dan keakraban dengan pembelian online memiliki dampak positif pada niat pembelian. Menariknya, keakraban dengan transaksi online (B ¼ 0,691) lebih berpengaruh terhadap niat membeli secara online dari kepercayaan awal online (B ¼ 0,211).
Setelah mengadopsi analisis regresi, penelitian ini terus menyelidiki hubungan antara keakraban dengan transaksi online dan niat beli. Studi ini menggunakan ANOVA untuk menguji H4. Ditemukan bahwa konsumen dengan keakraban lebih tinggi untuk bersedia membeli secara online (F ¼ 58,441;¼ P 0,000). Oleh karena itu, H4 diterima. Tabel IV merangkum hasil analisis.

PEMBAHASAN
Mari kita periksa hasil yang lebih terinci. Dalam hal teknologi dirasakan kategori, manfaat yang dirasakan adalah penentu paling berpengaruh mempengaruhi kepercayaan awal online. Kegunaan lebih signifikan dan kuat serta terkait dari kemudahan penggunaan, kurang fungsional antarmuka web situs dapat mencegah pengguna untuk terlibat dengan hal itu, bahkan jika mudah digunakan (Davis, 1989). Fungsionalitas sebuah situs web membantu pengguna untuk mencari barang dan informasi; informasi yang lengkap dan rinci tentang barang, petunjuk transaksi, atau pengiriman meningkatkan kepercayaan awal online dan kebajikan menuju situs web melalui pengalaman dari antarmuka web. informasi yang berguna dapat mengatasi atau mengurangi keraguan konsumen dengan penyempitan informasi asimetri antara pembeli dan penjual, membantu konsumen dalam melaksanakan pembelian online yang efektif dan efisien. Konsumen dalam sampel kami diakui seberapa mudah atau keras situs web adalah untuk pencarian dan atau transaksi perilaku. Responden, sebagian besar pengguna internet lebih sering akrab dengan situs web, memiliki akal sehat dasar untuk mengadopsi fungsi pada situs web, dan tidak menganggap kenikmatan teknologi sebagai faktor meningkatkan kepercayaan awal online.
Sebagian besar pengguna internet sering dan konsumen berpendidikan tinggi lebih cenderung menjadi navigator mahir dan mengetahui informasi yang dibutuhkan dari pada membutuhkan kemudahan penggunaan fungsi dan kenikmatan situs web. Dengan demikian, semakin banyak fungsi yang berguna atau informasi bahwa situs web menyediakan, semakin tinggi kepercayaan awal online yang konsumen cenderung untuk memiliki. Pada umum implikasi manajemen adalah bahwa untuk meningkatkan awal persepsi kepercayaan, kegunaan situs web harus ditingkatkan dengan isi informatif dan hati-hati memilih fungsi (misalnya melalui meninjau situs web yang sukses), dan dengan berfokus pada kebutuhan target konsumen.
Tabel 4. Hasil Hipotesis Pengujian Untuk Model Penelitian

Beralih ke kategori dianggap risiko, baik keamanan dianggap dan dirasakan privasi memiliki pengaruh positif terhadap kepercayaan online awal konsumen. Hanya ketika keamanan dan masalah privasi telah dijanjikan dan ditangani akan konsumen mulai mempertimbangkan aspek-aspek lain dari situs web untuk menentukan apakah mereka bisa dipercaya atau merasa puas transaksi dengan e-vendor (Yousafzai et al, 2003.). Tanaman belum menghasilkan situs web, lengkap prinsip keamanan dan privasi, dan berita tentang hacker di media mungkin semua menjadi alasan bagi konsumen online untuk ragu-ragu dalam melakukan transaksi online karena takut rugi. Cheskin Riset (1999) menyatakan bahwa “yang pertama dan paling langkah yang diperlukan dalam pengembangan kepercayaan konsumen awal online adalah untuk memberikan mereka jaminan bahwa informasi pribadi mereka akan dilindungi. “Dirasakan keamanan dan privasi adalah penentu utama yang mempengaruhi kepercayaan online awal konsumen dalam perusahaan. Umumnya, implikasi manajemen yang menurunkan risiko konsumen yang dirasakan dan dengan demikian dapat meningkatkan persepsi awal kepercayaan. Perusahaan harus fokus pada fitur-fitur seperti berikut: keamanan jelas menyatakan dan kebijakan privasi dan peraturan, termasuk peringkat ketiga pihak dari situs web, dan menyediakan pengiriman dan layanan pembayaran melalui aliansi strategis dalam bidang logistik.
Mengenai kategori kompetensi perusahaan, reputasi baik dan dirasakan kemauan untuk menyesuaikan adalah penentu utama yang mempengaruhi kepercayaan awal online dalam sebuah perusahaan. Konsumen online berpotensi percaya bahwa jika sebuah perusahaan memiliki reputasi baik di pasar, maka situs web lebih dapat dipercaya, bahkan jika tidak memiliki nyata dan fisik tanda-tanda (Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004). Pengguna juga percaya bahwa kesediaan perusahaan untuk menyesuaikan produk atau layanan mereka adalah indikator dari suatu kemampuan perusahaan, sumber daya, dan kebaikan atau perduli terhadap konsumen (Koufaris dan Hampton-Sosa, 2004), menarik konsumen untuk terlibat dalam transaksi dan memperkuat kepercayaan awal online. Namun, jika pengecer web kecil memiliki kemampuan untuk memenuhi keinginan konsumen dan tuntutan, responden tidak menganggap ukuran perusahaan sebagai penting tanda kemampuan perusahaan atau sumber daya, terutama ketika situs web berguna, proses transaksi yang aman, dan perlindungan privasi yang baik telah disediakan. Forum online dianggap sebagai alat membantu konsumen untuk mengembangkan kepercayaan jangka panjang dengan situs web dan bukannya kepercayaan awal online (Doney dan Cannon, 1997). Pada umumnya, implikasi manajemen adalah bahwa vendor harus meningkatkan reputasi dan keakraban di pasar dengan menggunakan alat yang tersedia seperti iklan, dan dengan menghubungkan dengan situs web terkenal atau mesin pencari.
Disposisi kepercayaan pribadi memiliki pengaruh positif terhadap hubungan antara kepercayaan awal online dan variabel lain dalam komersial online. Dengan memberikan kepercayaan kredit kepada konsumen, yang diberikan kepada situs web sebelum pengalaman membeli, menghadirkan interpretasi yang lebih rasional (Gefen et al, 2003.). Disposisi kepercayaan pribadi, menjadi faktor positif di awal pembangunan kepercayaan online (Mayer et al, 1995;.. Gefen et al, 2003), diadopsi oleh konsumen online untuk menilai persepsi mereka dari sebuah situs web. Konsumen online memiliki tingkat kecenderungan kepercayaan yang tinggi terhadap kepercayaan awal online dibandingkan dengan kecenderungan tingkat kepercayaan yang rendah. Dari perseptif budaya, konsumen di Taiwan memiliki  kecenderungan tingkat kepercayaan yang lebih rendah di lingkungan bisnis (Huff dan Kelley, 2005), karena itu pembeli online di Taiwan membutuhkan persepsi yang lebih dan sangat positif terhadap situs web dalam rangka untuk meningkatkan kepercayaan awal online mereka. Mengenai pengaruh pada kecenderungan kepercayaan, faktor penentu utama dari persepsi kepercayaan awal online konsumen yaitu kemauan untuk menyesuaikan, dianggap privasi, dianggap tidak bermanfaat, dirasakan keamanan, dan dirasakan reputasi yang baik. Sejak, situs web wajar tanpa pengecualian infrastruktur gagal menyediakan lingkungan transaksi yang aman dan swasta, pengguna internet sebagian besar masih menganggap pembelian online adalah aktivitas berisiko. Kecenderungan kepercayaan merupakan faktor penentu penting dalam membangun kepercayaan awal konsumen online. dan berbagai persepsi lainnya tentang situs web dan perusahaan. Meskipun kelompok pelanggan tertentu mungkin ditargetkan, faktor ini jelas di luar kendali dari setiap organisasi.
Keakraban dengan transaksi online dan kepercayaan awal online adalah faktor penentu positif yang mempengaruhi niat konsumen untuk membeli produk atau jasa, apalagi, keakraban dengan transaksi online adalah yang paling penting dan menjadi faktor positif yang mempengaruhi niat membeli konsumen, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang terbatas tentang situs web (Doney dan Cannon, 1997; Gefen, 2000). Sebuah tingkat yang lebih tinggi dari kepercayaan awal online dapat memicu tingkat yang lebih tinggi intensi untuk membeli (Balasubramanian et al, 2003.;Yoon, 2002; Grabner-Krauter dan Kaluscha, 2003). Sebelum pengalaman belanja online ini berpengaruh penting dan berpengruh langsung terhadap niat beli online sebelumnya atau pengalaman transaksi sama membantu konsumen dalam memprediksi informasi masa depan pencarian, dalam pilihan format belanja, dalam memenuhi pengalaman pembelian online, dalam mengembangkan sikap percaya terhadap sebuah situs web, serta menurunkan tingkat risiko yang dirasakan konsumen (Shim et al, 2001.).
Menariknya, keakraban dengan transaksi online memiliki dampak yang lebih berpengaruh pada niat pembelian dari kepercayaan awal online. Konsumen dengan pengalaman sebelum melakukan pembelian online mungkin lebih rela untuk melakukan transaksi dan memiliki sikap positif terhadap situs web (Bruner dan Kumar, 2000). Seperti faktor terakhir, meskipun kelompok pelanggan tertentu mungkin ditargetkan, faktor ini sebagian besar berada di luar kendali organisasi.

KESIMPULAN
Membangun kepercayaan online merupakan komponen penting bagi vendor untuk berhasil dalam lingkungan komersial online, dimana transaksi lebih impersonal dan anonim, karena ini akan mempengaruhi niat beli konsumen. Dalam komersial online, pembeli tidak dapat pengalaman langsung barang (dengan pengecualian beberapa digital), dan mereka melakukan pembelian keputusan berdasarkan informasi yang diberikan oleh pengecer online dan juga dari persepsi mereka pada situs web.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembangunan kepercayaan awal online oleh konsumen, dan hubungan antara kepercayaan awal online dan niat beli. Berdasarkan tinjauan literatur rinci, model penelitian kami ini diciptakan dan kemudian diuji dalam konteks toko-toko buku online di Taiwan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa vendor harus membangun situs web yang tidak hanya berguna, aman, dan hormati kebebasan pribadi, tetapi yang juga dapat dipercaya. Situs Web dapat memanfaatkan teknik yang bermanfaat atau konten informatif untuk mendorong konsumen merasa dermawan dan mengurangi keprihatinan pemanfaatan konsumen. Tinggi persepsi privasi dan keamanan yang berhubungan dengan janji perlindungan informasi pribadi dalam kompetensi situs Web adalah juga merupakan faktor penting. Reputasi yang baik dianggap sebagai tanda perusahaan yang baik dan jujur dengan kemampuan unggul, kesediaan untuk menyesuaikan dianggap sebagai indikasi kebajikan perusahaan dan pertimbangan konsumen. Tingkat kepercayaan yang berbeda dari kecenderungan memoderasi hubungan antara kepercayaan awal online konsumen  dan persepsi mereka dari sebuah situs web. Tinggi derajat kepercayaan awal online dan keakraban dengan pembelian online merangsang derajat lebih tinggi niat pembelian konsumen. Keakraban dengan pembelian online mengurangi risiko yang dirasakan konsumen, membawa sikap positif dalam niat pembelian, dan memudahkan keputusan pembelian.

Sejumlah keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian mendatang dapat disarankan. Salah satu batasan potensial adalah sampel mahasiswa, yang tidak mungkin untuk mewakili lebih luas populasi. Selanjutnya, penelitian tidak mengontrol kemungkinan bahwa responden mungkin sudah pernah mendengar tentang perusahaan sebelumnya melalui iklan, pengetahuan lain, atau dari orang lain, menyebabkan bias dan mengarah pada beberapa keyakinan kepercayaan terbentuk sekitar perusahaan. Buku, yang item menyentuh harga rendah, juga tidak mewakili semua jenis perusahaan dan produk secara umum. Penelitian di masa depan bisa mengumpulkan lebih luas, sampel lebih dikendalikan dan menggunakan berbagai produk yang lebih besar. Calon penelitian bisa juga menyelidiki unsur-unsur yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen berikutnya, seperti kualitas produk, metode pengiriman, dan layanan purna jual. Selanjutnya, penelitian juga dapat meneliti faktor lainnya yang mempengaruhi kepercayaan awal online, seperti taktik pemasaran, varietas produk, rentang harga, layanan online, kualitas situs web, dan tingkat kenyamanan (penghematan waktu dan / atau kecepatan proses transaksi).

SUMBER : http://liasetianingsih.wordpress.com/2010/11/14/translate-jurnal

Selasa, 20 Agustus 2013

3 BIJI SALAK

Gw punya temen bukan temen sih kaya sahabat yah semacem itulah kita sebut aja genk's. genk's ini terdiri dari 3 orang personil yaitu Gw Grace Via. Grace adalah wanita yang doyan ngupil dan main lumpur makannya julukan dia di genk's babiks kalo si Via ini dia adalah sesok wanita yang suka boker sembarangan julukan doi tahiks dan semua itu hanya fatamorgana :3. Kita ber 3 sering main bareng karna kita genk's grace yg hobby dilumpur via yg hobby main becekan gw yang nenangin mereka :3. Awal gw kenal grace dan via itu dikenalin temen gw disebuah kosan yang bernama berhitung "jadi setiap lo kekosan itu pasti diajarain ngitung tentang arti kehidupan" singkat cerita awal kita main via dan grace nagajak gw main "karokean" disebuah mall yang terkenal dikota depok (margocity ini mall banyak homo sama lesbinya cabe cabean juga ada). Sampe ahkirnya gw jadi sering nginep bareng main bareng boker bareng satu wc gantian :3. Grace itu kalo galau parah banget doi pernah ngobat kaya anak punk terminal setelah gw ngajiin dan ahkirnya sadar dia bertobat. Kalo si via ini diem diem nangis dipojokan katanya sih kuat ga tau dikuat kuatin apa gimana mungkin jamu kuatnya kurang :3. Sampe ahkirnya kita sibuk dengan urusan masing masing, yah kalian pasti tau kalo udah ada calon pasangan hidup teman seakan kaya ampas kopi. Ini realita yg gw alamin yang gw rasain gw juga pernah gitu ko jadi gw ga munah. Kalo kita ngumpul kadang kadang gracenya ada via nya ga ada atau sebaliknya begitupun gw. Sebagai sahabat kita harus saling mengerti dimana nantinya lo akan sibuk dan hidup dengan orang pilihan lo makin sedikit waktu kita untuk berkumpul dan main. Gw selalu dukung apa yang mereka lakukan selama itu baik buat mereka. Sukses yah via grace TA nya biar cepet selesai :) miss you guys !

Senin, 19 Agustus 2013

Post pertama tentang hidup gw !

Nama gw teguh berindra gw lahir di jakarta tanggal 09 desember 1990. Gw pengen cerita tentang cinta monyet gw pas tk :3 << (emot andalan gw). Dulu pas tk gw suka banget sama banyak cewek bukan satu cewek aja nih pertama gw jatuh hati sama cewek yang bernama lala pas lagi dia main ayunan kebayang wajahnya yang lugu dan beriman :3. Ahkirnya besok gw deketin si lala dengan main jadi poweranger pake kembang pete. gw jadi powerangernya lala jadi korban yang akan gw selamatin dari monster jahat (gw lupa musuhnya poweranger siapa). Nah disitu kesempatan gw bisa deket sama lala tapi  kesempatan itu pudar gw ga jadian sama lala gak tau kenapa kayanya doi suka sama cowok lain. Tapi gpp masih ada yang lain mati satu tumbuh segudang masih ada dan banyak banget inceran pas tk yang gagal gw pacarin :3. "Kalo cinta harus dikejar terus ga dapet yang itu masih banyak pilihan ko. Jangan nyerah men".

Senin, 08 Juli 2013

4 PILAR KEBANGSAAN


PILAR KEBANGSAAN PANCASILA

Ibarat sebuah rumah untuk bisa berdiri perlu tiang atau pilar dan supaya berdiri kokoh perlu pondasi yang kuat demikian bangsa ini perlu tiang atau pilar supaya tetap berdiri kokoh dan tidak roboh oleh terpaan angin, badai, yang selalu melanda bangsa ini.
pendahulu kita para pejuang sudah menemukannya dan sudah teruji dalam perjalanan waktu ketika bangsa ini terjajah. beberapa hal sangat penting dan terlupakan. maka Almarhum Bapak Taufiq Kiemas mempelopori tentang 4 Pilar Kebangsaan tersebut. Maka Almarhum Bapak Taufiq Kiemas mempelopori tentang 4 Pilar Kebangsaan tersebut.
Pemikiran Taufiq Kiemas tentang 4 Pilar Kebangsaan ini pertama kali diungkap saat peluncuran bukunya yang berjudul Empat Pilar untuk Satu Indonesia: Visi Kebangsaan dan Pluralisme Taufiq Kiemas, di Jakarta pada 22 Februari 2012. Sebelum meninggal dunia dalam perawatan di Singapura, Sabtu pukul 19.05 waktu setempat. yang sebelum dirawat akibat rasa lelah setelah menjalankan tugas negara pada 1 Juni 2013 di Ende, Nusa Tenggara Timur, dalam rangka memperingati kelahiran Pancasila.

Apa yang di maksud dengan 4 Pilar Kebangsaan :
a. Pancasila
b. UUD '45,
c. Bhinneka Tunggal Ika
d. NKRI
Yuk Kita Bahas mengapa 4 Pilar Kebangsaan itu penting. atau malah sudah usang dan sudah tidak jamanya lagi (udh kuno gitu) dirangkum dari berbagai sumber .

I.       Pancasila : sebagai ideologi Negara
Yaitu gagasan yang fundamental tersusun secara sistematis dan diyakini kebenarannya. Pancasila pada hakekatnya suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau sekelompok orang. Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. (5 Sila pancasila) Mengapa Pancasila Penting ?: karena memenuhi persyaratan sebagai ideologi, karena Pancasila tersebut memuat ajaran, doktrin, teori dan atau ilmu tentang cita-cita (ide) bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya dan disusun secara sistematis serta diberi petunjuk pelaksanaannya. Pancasila, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia.

II.    UUD’45
Pembukaan UUD 1945 Sebagai Tertib Hukum Tertinggi
UUD’45 Penting karena kedudukan UUD 1945, dalam kaitannya dengan tertib hukum Indonesia, memiliki dua aspek yang sangat fundamental, yaitu memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia dan termasuk dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi.

III. Bhineka Tunggal Ika:
bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan Bhineka Tunggal Ika penting: karena digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.


IV. NKRI Negara kesatua Republik Indonesia
Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Selanjutnya,
Indonesia dikenal dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia
NKRI penting karena berfungsi:
1.      Melaksanakan penertiban (law and order)
2.      Mengusahakan Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyat
3.      Pertahanan
4.      Menegakkan Keadilan

Sikap yang bertentangan dengan 4 Pilar Kebangsaan:
EGOISME :
Sikap mementingkan diri sendiri.
EKSRIMISME :
Sikap keras mempertahankan pendirian dgn menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan pribadi.
TERORISME :
tindakan sistematis yang bertujuan menciptakan kepanikan, keresahan dan suasana tidak aman dalam masyarakat.
PRIMORDIALISME
sikap mementingkan daerah, suku, agama ,ras ,antar golongan sendiri .
SEPARATISME :
Sikap yang ingin memisahkan diri dari NKRI
PROPINSIONALISME :
Sikap yang hanya mementingkan propinsinya sendiri dan tidak mempedulikan kepentingan propinsi lain.

                  Ada sekelompok orang di Indonesia sekarang ini terjangkiti sikap-sikap ini.

SUMBER : http://www.kaskus.co.id/thread/51b49b05582acfef26000005/mengapa-4-pilar-kebangsaan-penting--pemikiran-bapak-taufiq-kiemas