PENGERTIAN
HIPOTESIS adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan
atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, hipotesis diartikan; patokan duga; anggapan dasar;
postulat. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban
tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati
sesuatu gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya.
Sebelum mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang
gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.
CIRI
- CIRI HIPOTESIS YANG BAIK Sebuah hipotesis atau dugaan
sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut
diantaranya :
1) Hipotesis harus
mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus
menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus
dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya
konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5)
Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
MANFAAT HIPOTESIS
adalah memberikan tuntunan dalam melakukan penelitian, memberikan batasan serta
memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian, dan sebagai alat
sederhana dalam memfokuskan fakta yang tercerai-berai menjadi satu kesatuan.
Peneliti dituntun untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Hasil analisis
data yang dikumpulkan akan menentukan apakah hipotesis yang telah dibuat bisa
diterima atau ditolak.
MACAM – MACAM HIPOTESIS
Dilihat
dari posisi di mana hipotesis ditempatkan, mereka dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistika. Kedua hipotesis
tersebut dapat dilihat dalam uraian di bawah ini.
1.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis
penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah atau research questions. Walaupun hal ini tidak mutlak hipotesis
penelitian pada umumnya sama banyaknya dengan jumlah rumusan masalah yang telah
ditetapkan dalam rencana penelitian. Yang penting adalah bahwa dengan
dirumuskannya hipotesis penelitian, rumusan masalah yang direncanakan dapat
dicakup dalam penelitian yang hendak dilakukan. Dilihat dari posisinya
hipotesis penelitian biasanya ditempatkan pada bab kedua, yaitu studi
kepustakaan setelah Iandasan teori dan atau setelah kerangka berpikir tersusun.
Hipotesis penelitian pada umumnya tidak diuji menggunakan teknik statistika.
Karena memang fungsinya yang utama untuk memberikan jawaban sementara, sebagai
rambu-rambu tindakan selanjutnya di lapangan. Macam-Macam Hipotesis dalam
Statistika
2.
Hipotesis Statistika
Jenis
hipotesis yang kedua adalah hipotesis statistika. Hipotesis ini strukturnya
merupakan rangkaian dua atau lebih variabel yang menjadi interes dan hendak
diuji oleh si peneliti. Hipotesis statistika ini dipergunakan jika peneliti
melakukan up analisis dengan hanya menggunakan sebagian dari keseluruhan data
yang ada. Sedangkan proses teknik statistika yang menggambarkan pengambilan
dari keseluruhan ke arah sebagian populasi disebut sebagai proses inferensi.
Teknik statistika dalam menganalisis sampel ini sering juga disebut sebagai
statistika inferensial. Jika hasil analisis dari sampel tersebut kemudian
dipergunakan untuk menyimpulkan hasil analisis keseluruhan atau populasi, maka
proses tersebut disebut sebagai proses generalisasi.
Pertanyaan
sering timbul dalam kasus ini. Di antara pertanyaan tersebut ialah bagaimana
jika seorang peneliti langsung menggunakan populasi sebagai dasar analisis?
Apakah perlu ada hipotesis? Jawaban yang memungkinkan adalah bahwa hipotesis
penelitian tetap diperlukan untuk memberikan arah kegiatan di lapangan
sodangkan hipotesis statistika menjadi kurang perlu. Dalam hal ini peneliti
dapat Iangsung menganalisis data yang ada kemudian akan langsung memperoleh
hasilnya yang menggambarkan apa yang diteliti saat itu.
Mengenai
bagaimana keterkaitan antara hipotesis penelitian dengan hipotesis statistika
dalam suatu proses penelitian? Jawaban yang perlu diperhatikan oleh para
peneliti adalah hendaknya selalu sinkron dan konsisten. Sebagai contohnya jika
dalam landasan teori, peneliti telah menyatakan bahwa ada korelasi positif
antara variabel satu dengan variabel lainnya, maka hipotesis penelitian para
peneliti Ilrendaknya menggunakan hipotesis statistika yang sesuai dan sinkron.
Misalnya, ada korelasi positif antara grup yang satu terhadap grup yang lain.
Hal ini perlu diperhatikan agar para peneliti tidak menjadi bingung dan
akhirnya menimbulkan kerancuan dalam melakukan tes statistika dan dalam
menginterpretasi hasil analisis.
Dilihat
dari posisinya dalam proses penelitian, hipotesis statistika pada umumnya
ditempatkan dalam bab keempat atau bab yang berkaitan dengan analisis data
dengan menggunakan analisis statistika. Hipotesis ini biasanya dinyatakan
secara eksplisit dan jelas dengan menggunakan simbol statistika yang sesuai.
Macam-Macam
Hipotesis Statistika
Hipotesis
statistika secara umum, menurut (Balian,1982: 3 1) dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu: hipotesis nihil, hipotesis riset, hipotesis alternatif, dan
hipotesis penyearah (directional hypothesis).
1.
Hipotesis Nihil
Hipotesis
nihil tidak lain adalah merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan
atau tidak ada hubungan antara variabel yang menjadi interes si peneliti.
Hipotesis nihil bukanlah merupakan pernyataan apa yang peneliti pikirkan.
Hipotesis ini merupakan hipotesis dasar penelitian kuantitatif yang pada
intinya adalah merupakan pernyataan teoretis yang perlu diuji. Hipotesis ini
juga dapat dikatakan sebagai hipotesis deduktif karena diperoleh setelah
peneliti mempelajari dari bermacam-macam sumber yang kemudian disusun dalam
bentuk landasan teori. Karena diturunkan dari sumber pustaka maka kebenarannya
perlu diuji dengan menggunakan data yang dieksplorasi atau diambil dari
lapangan. Secara simbolis, hipotesis nihil dinyatakan dengan Ho. Penggunaannya
dalam teknik statistika dapat dilihat seperti berikut:
H0
: U = U1
Ho
dalam hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan antara nilai rerata
variabel populasi pertama dengan nilai rerata variabel populasi kedua.
2.
Hipotesis Riset
Hipotesis
yang kedua adalah hipotesis riset. Hipotesis ini sering muncul dan digunakan
oleh para peneliti untuk mendampingi hipotesis nihil. Hipotesis riset merupakan
penggambaran terhadap ide yang ada dalam pikiran si peneliti yang dikembangkan
dari hasil kajian teoretis. Hipotesis ini tidak diuji, mereka ditampilkan
sebagai pendamping atau tandingan terhadap hipotesis pertama. Peranan hipotesis
riset adalah mengakomodasi substansi ide dari kajian teoretis, jika hipotesis
pertama atau hipotesis nihil gagal, maka hipotesis riset akan tidak ditolak.
Sebagai contoh, jika dalam suatu analisis ternyata Ho ditolak pada tingkat
signifikan tertentu (5 atau 1 persen misalnya), maka hipotesis riset secara
otomatis akan diterima. Kemungkinan kedua adalah jika hipotesis nihil diterima,
maka secara otomatis hipotesis pendamping atau hipotesis riset ditolak. Secara
simbolis hipotesis riset dinyatakan dengan simbol huruf besar H dengan indeks r
atau Hr.
Contoh
penggunaan dalam statistika inferensial dapat dilihat seperti berikut:
H0
: U1= U2
H1
: U1 = U2
Simbol
statistika tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis nihil menunjukkan tidak ada
perbedaan antara nilai rerata grup satu dengan nilai rerata grup dua. Di
samping itu, peneliti juga mengajukan hipotesis tandingan atau hipotesis riset
yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara grup satu dengan grup yang kedua.
Yang
diuji dalam analisis data adalah hipotesis nihil, yaitu jawaban sementara yang
disimpulkan dari hasil kajian pustaka atau setelah peneliti menyusun landasan
teori.
3.
Hipotesis Alternatif
Dilihat
dari bentuknya, hipotesis alternatif diposisikan sebagai bentuk batasan ilmu
pengetahuan setelah diperoleh dari hasil kajian teoretis. Mereka dapat
digunakan untuk menempatkan bentuk pernyataan lain selain hipotesis nihil.
Secara simbolis hipotesis alternatif sering dinyatakan dengan Ha.
Contoh
penggunaan dalam perhitungan statistik dari hipotesis alternatif dapat dilihat
seperti berikut:
Ha
: U1 > U2
Hr:
U1 > U 2
Jika
suatu ketika peneliti menggunakan dua atau lebih hipotesis alternatif, maka
digunakan indeks di belakang sebagai penunjuknya. Sebagai contoh, H(a)2 ini
berarti bahwa peneliti menggunakan hipotesis alternatif nomor dua.
4.
Hipotesis Penyearah (Directional Hypotesis)
Hipotesis
penelitian pada prinsipnya dapat berbentuk hipotesis yang menunjukkan arah yang
pasti dan arah yang belum pasti atau masih dua arah. Dalam statistika,
hipotesis dengan arah yang pasti berarti, peneliti ketika melakukan testing
hipotesis akan menggunakan analisis satu ekor di mana tingkat kesalahan yang besarnya
= 0,01 atau = 0,05 mengumpul pada satu sisi kurva. Sedangkan untuk hipotesis
yang belum menunjukkan arah, maka peneliti dalam melakukan testing biasanya akan
menggunakan analisis dua ekor.
SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar