DATA adalah catatan atas kumpulan fakta.
Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti
“sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu
pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil
pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka,
kata-kata, atau citra.
JENIS
- JENIS DATA
Data kualitatif secara sederhana bisa disebut data
yang bukan berupa angka. Data kualitatif mempunyai ciri tidak bisa dilakukan
operasi matematika, seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Ada empat jenis data sebagai berikut :
Data kualitatif bisa dibagi menjadi dua:
1. Nominal
Data bertipe nominal adalah data yang paling
“rendah” dalam level pengukuran data. Jika suatu pengukuran data hanya
menghasilkan satu dan hanya satu-satunya kategori, maka data tersebut adalah
data nominal (data kategori). Misal proses pendataan tempat tinggal 40
responden dalam suatu penelitian.
2. Ordinal
Data ordinal, seperti pada data nominal, adalah juga
data kualitatif namun dengan level yang lebih “tinggi” daripada data nominal.
Jika pada data nominal, semua data kategori dianggap sama, maka pada data
ordinal, ada tingkatan data. Misal pada data Jenis Kelamin di atas, Lelaki dianggap
setara dengan Wanita, atau dalam data Tempat Kelahiran, data Jakarta dianggap
sama dengan data Yogyakarta, Surabaya, Boyolali, dan seterusnya. Pada data
ordinal, ada data dengan urutan lebih tinggi dan urutan lebih rendah. Misal
data tentang sikap seseorang terhadap produk tertentu.
Data kuantitatif bisa disebut sebagai data berupa
angka dalam arti sebenarnya. Jadi. berbagai operasi matematika bisa dilakukan
pada data kuantitatif.
Seperti pada data kualitatif, data kuantitatif juga
bisa dibagi menjadi dua bagian.
1. Data Interval
Data Interval menempati level pengukuran data yang
lebih “tinggi” dari data ordinal karena selain bisa bertingkat urutannya, juga
urutan tersebut bias dikuantitatifkan. Seperti pengukuran temperatur sebuah
ruangan pembakaran roti dari PT ENAK JOSS. Interval Temperatur ruang tersebut:
o Cukup Panas jika temperatur antara 500C – 800C
o Panas jika temperatur antara 800C – 1100C
o Sangat Panas jika temperatur antara 1100C – 1400C
Dalam kasus di atas, data temperatur bisa dikatakan
data interval karena data mempunyai interval (jarak) tertentu, yaitu 300C.
Namun, di sini data interval tidak mempunyai titik
nol yang absolut. Misal pada pengukuran temperatur, seperti pernyataan bahwa
‘air membeku pada 00C‘. Pernyataan di atas bersifat relatif, karena 00C hanya
sebagai tanda saja.
Dalam pengukuran 0F, air membeku bukan pada 00F,
namun pada 320F. Dengan demikian, juga tidak bisa dikatakan bahwa suhu 1000F
adalah dua kali lebih panas dari suhu 500F.
2. Data Rasio
Data Rasio adalah data dengan tingkat pengukuran
paling “tinggi” di antara jenis data lainnya. Data Rasio adalah data bersifat
angka dalam arti sesungguhnya (bukan kategori seperti pada data nominal dan
ordinal) dan bias dioperasikan secara matematika (+, -, x, /). Perbedaan dengan
data interval adalah bahwa data rasio mempunyai titik nol dalam arti
sesungguhnya. Misal jumlah produk roti dari gudang PT ENAK JOSS pada contoh di
atas. Jika jumlah roti nol, berarti memang tidak ada sepotong roti pun dalam
gudang tersebut. Jika ada 24 roti, kemudian bertambah produk baru sebanyak 3
roti, maka total roti sekarang adalah 24 + 3 = 27 roti (operasi penjumlahan),
dan seterusnya. Atau, berat badan dan tinggi badan seseorang,
pengukuranpengukurannya mempunyai angka nol/0 dalam arti sesungguhnya. Misal
berat badan 0 berarti memang tanpa berat. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa
sekantong beras seberat 10 kilogram adalah benar-benar dua kali lebih berat
dari sekantong beras yang mempunyai berat 5 kilogram.
METODE
PENGUMPULAN DATA Jika di lihat dari pengertian metode
pengumpulan data menurut ahli metode pengumpulan data berupa suatu pernyataan
(statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002 : 110). Metode pengumpulan data ini termasuk
kategori laporan diri (personal report) / Deskripsi diri (self descriptive).
Individu melaporkan tentang keadaan dirinya berdasarkan pertanyaan atau
perintah yang diberikan kepadanya.
TEKNIK
PENGAMBILAN SAMPEL adalah suatu cara mengambil sampel yang
representatif dari populasi. Ada dua macam teknik pengambilan sampel yaitu:
Untuk menentukan jumlah sampel (n) digunakan
ketentuan sebagai berikut :
Jumlah sampel menggunakan rumus dari Taro Yamate :
N
n= ------------
N*d^2 + 1
dimana N adalah jumlah populasi dan d adalah tingkat
presisi yang ditetapkan.
Misalnya jika diketahui jumlah populasi guru SD
sebesar 138 orang dan akan dilakukan penelitian dengan tingkat presisi 10% maka
jumlah sampel yang harus diambil adalah 58 orang.
Surakhmad berpendapat bahwa apabila ukuran populasi
kurang lebih 100, maka jumlah sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran
populasi. Apabila ukuran populasi lebih dari 1000, maka jumlah sampel
sekurang-kurangnya 15%.
1. probability sampling
probability sampling adalah cara pengambilan sampel
dengan memberikan kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk terambil
sebagai sampel, yang tergolong teknik ini adalah
1.a simple random sampling
Teknik pengambilan sampel secara acak tanpa
memperhatikan strata/tingkatan anggota populasi tersebut.
1.b Proportionate stratified random samplng
Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak
dan berstrata secara proporsional, teknik ini digunakan apabila anggota
populasi tidak homogen berkaitan dengan karakteristik yang diteliti. Contohnya
guru DKI jakarta yang mengikuti ujian sertifikasi :
guru bahasa Indonesia : 100 orang
guru bahasa Inggris : 70 orang
guru Matematika : 120 orang
guru Biologi : 30 oang
guru Fisika : 50 orang
Jumlah : 370 orang
Jumlah sampel yang diambil harus sama porsinya
dengan jumlah guru sesuai dengan bidang studi. Contohnya jumlah sampel guru
bahasa Indonesia menjadi
pertama : tentukan dahulu jumlah sampel dengan
presisi 10% menjadi
370
-------------- = 77.24 = 77 orang
370*0.1^2 + 1
kedua : tentukan jumlah sampel untuk masing-masing
strata
100
--- x 77 = 20,8 = 21 orang
370
1.c Disproportionate random sampling
Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak
dan berstrata tetapi sebagian ada yangn kurang proporional, contohnya
guru BP : 1 orang
guru bahasa Indonesia : 100 orang
guru bahasa Inggris : 70 orang
guru Matematika : 120 orang
guru Biologi : 30 oang
guru Fisika : 50 orang
Jumlah : 371 orang
jumlah sampel untuk guru BP satu orang.
1.d Area sampling (sampel kluster )
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara
mengambil wakil dari tiap wilayah gewografis yang ada. Misalnya penelitian
tentang tingkat pendidikan warga di desa tambakmekar RW 04. RW 04 terdiri dari
5 RT misalnya, maka sampel harus memuat warga dari tiap RT.
2. non propability sampling
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk terambil sebagai
sampel.
2.a Sampling sistematis
Pengambilan sampel yang didasarkan pada urutan
anggota dalam populasi secara
seragam. Misalnya Diketahui daftar pelanggan PT
Telkom yang telah diberi nomor dari 1 sampai 1000. Pelanggan yang diambil
sebagai sampel adalah mereka yang memilki no urut kelipatan 1, 10, 20, 30, dan
seterusnya.
2.b Sampling kuota
Teknik pengambilan sampel dengan menetapkan jumlah
(jatah ) sesaui dengan pertimbanga peneliti. Selanjnya jatah itulah yang
dijadikan dasar untuk mengambil sampel. Contohnya untuk menentukan kuota haji
penduduk indonesia yang berjumlah 250 jt orang maka diambil jatah 250.000
orang.
2.c sampling aksidental
Teknik pengambilan sampel berdasarkan faktor
spontanitas, artinya siapa saja yangsecara tidak sengaja bertemu dengan
peneliti dijadikan sampel. Misalnya untuk meneliti produk sabun yang diminati
konsumen pada supermarket X, maka diambil sampel pelanggan yang datang dan
ditemui peneliti di hari tersebut.
2.d Purposive sampling
Pengambilan sampel dengan menggunakan
pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Misalnya peneliti ingin
mengetahui tentang jenis penyakit warga desa tambakmekar maka yang dipilih
menjadi sampel adalah para dokter, bidan atau mantri di puskesmas desa.
2.e sampling jenuh
Yaitu pengambilan sampel dengan cara menjadikan
seluruh anggota populasi menjadi sampel.
2.f Snowball sampling (getuk tular)
Teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil
jumlah sampel sedikit terlebih dahulu, lalu dari jumlah yang sedikit tersebut
berkembang menjadi banyak. Misalnya peneliti ingin mengetahui latar belakang
keluarga para pecandu narkoba di suatu tempat, maka peneliti dapat memulai dari
satu atau dua orang responden dahulu, selanjutnya dari informasi responden
tersebut peneliti dapat menambah jumlah respondennya.
TEKNIK
PEMBUATAN KUESIONER Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah
untuk :
a) Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan
survey
b) Memperoleh informasi yang reliabilitas dan
validitas tinggi.
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner harus
berkaitan dengan hipotesis dan tujuan penelitian.
Kuesioner merupakan instrumen didalam teknik
komunikasi tidak langsung. Kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah
sejumlah pertanyaan tertulis, yang harus dijawab oleh responden. Hasil
kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa
statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian.
Titik tolah teknis pembuatan kuesioner adalah
variabel dalam survey. Variabel harus jelas dan relevan. Tiap pertanyaan
dimaksudkan untuk dipakai dalam analisis. Perlu ditanyakan dalam hati
Apakah pertanyaan tersebut diperlukan ?
Apakah pertanyaan tersebut relevan ?
Bagaimana jawaban atas pertanyaan tsb dalam tabulasi
?
Bila sudah ada kuesioner yang terdahulu dan relevan,
bisa digunakan lagi tetapi dengan syarat harus didiskusikan dulu dengan
peneliti sebelumnya apa kekurangannya, dan menyarankan untuk menambah atau
bahkan menghilangkan pertanyaan.
SUMBER:
Visit Us>nice,tingkatkan lgi
BalasHapus