Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum)
dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan
kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya
hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Faktor
– faktor penalaran deduktif :
1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi
II.
Silogisme
Silogisme adalah suatu pengambilan kesimpulan dari
dua macam keputusan (yang mengandung unsur yang sama dan salah satunya harus
universal), suatu keputusan yang ketiga yang kebenarannya sama dengan dua
keputusan yang mendahuluinya.
Macam-Macam
Silogisme
A.
Silogisme Kategorik
Silogisme Kategorik Adalah silogisme yang semua
posisinya merupakan proposisi kategorik , Demi lahirnya konklusi maka pangkal
umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi universal, sedangkan
pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau
singuler, tetapi bisa juga proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah
aturan pangkalan umumnya. Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan yang
berbeda dari pangkalan umumnya, tetapi bisa juga merupakan kenyataan yang lebih
khusus dari permasalahan umumnya. Dengan demikian satu pangkalan umum dan satu
pangkalan khusus dapat dihubungkan dengan berbagai cara, tetapi hubungan itu
harus diperhatikan kwalitas dan kwantitasnya agar kita dapat mengambil konklusi
yang valid.
Contoh
:
Semua makhluk hidup pasti akan mati.
Semua manusia adalah makhluk hidup.
Pangkalan umum di sini adalah proposisi pertama
sebagai pernyataan universal yang ditandai dengan kuantifier ‘ semua ‘ untuk
menegaskan sifat yang berlaku bagi makhluk hidup secara menyeluruh. Pangkalan
khusussnya adalah proposisi kedua, meskipun ia juga merupakan pernyataan
universal ia berada di bawah aturan pernyataan pertama sehingga dapat kita
simpulkan : semua manusia pasti akan mati.
B.
Silogisme Hipotetik
Silogisme Hipotetik Adalah argumen yang premis
mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi
katagorik yang menetapkan atau mengingkari terem antecindent atau terem
konsecwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme hipotetik tidak memiliki
premis mayor maupun primis minor karena kita ketahui premis mayor itu
mengandung terem predikat pada konklusi , sedangkan primis minor itu mengandung
term subyek pada konklusi .
Pada silogisme hipotetik term konklusi adalah term
yang kesemuanya dikandung oleh premis mayornya, mungkin bagian anteseden dan
mungkin pula bagian konsekuensinya tergantung oleh bagian yang diakui atau di
pungkiri oleh premis minornya. Kita menggunakan istilah itu secara analog ,
karena premis pertama mengandung permasalahan yang lebuh umum , maka kita sebut
primis mayor , bukan karena ia mengandung term mayor. Kita menggunakan premis
minor , bukan karena ia mengandung term minor , tetapi lantaran memuat pernyataan
yang lebih khusus.
C.
Silogisme Alternatif
Bentuk Silogisme Alterantif :
– Memiliki
premis mayor dan premis minor.
– Premis
mayor menggunakan ungkapan alternatif.
– Premis
minor menolak salah satu pilihan.
– Memiliki
satu konklusi.
Misal :
Premis mayor
: A atau B
Premis minor
: Bukan A
Konklusi
: B
Premis mayor
: A atau B
Premis minor
: Bukan B
Konklusi
: A
Macam
tipe silogisme hipotetik :
a)
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti :
Jika
hujan, saya mengenakan jas hujan.
Sekarang hujan.
Jadi
saya mengenakan jas hujan.
b)
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya,
seperti :
Bila
hujan, air sungai akan meluap.
Sekarang air sungai telah meluap.
Jadi
hujan telah turun.
c)
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecendent, seperti :
Jika
Nurdin Halid tidak mundur, maka kerusuhan akan timbul.
Nurdin
Halid mundur.
Jadi
kerusuhan tidak akan timbul.
d)
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya,
seperti :
Bila
mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak
penguasa tidak gelisah.
Jadi
mahasiswa tidak turun ke jalanan.
III.
Entimen
Pengertian Entimen
Entimen ialah silogisme yang dipendekkan.
Contoh : Manusia pasti akan mati karena manusia
adalah makhluk hidup.
referensi :
0 komentar:
Posting Komentar